Minggu, 31 Mei 2009

SAMPAI DETIK INI AKU MASIH SEBAGAI SEORANG BAJINGAN

Akhirnya aku sadar, bahwa yang kuperlukan bukanlah sosok perempuan. Aku hanyalah seorang bajingan. Dan sepertinya bajingan tidak pernah bersandingkan dengan perempuan. Bajingan tidak memerlukan hati. Tidak peduli dengan air mata. Tidak mengenal arti cinta.

Bajingan hanya butuh setetes air liur, sehentak nafsu, hingga Larut dalam kenikmatan yang bisa membuatku melolong dan meraung. Untuk memelihara naluri sebagai seorang bajingan.

Ketika aku mencoba datang menjelang. Terentang tangan itu kemudian menutup kembali dengan kasar. Larit bibir yang menyungging senyum berganti serangai menakutkan. Desah yang pernah mendengungkan lemah. Sontak larut ketika taring sangar itu telah terpasang.

Bajingan tidak boleh tersenyum.
Apalagi melumuri hatinya dengan ramah tamah cinta.
Bajingan hanya boleh membunuh.
Bajingan hanya boleh menyiksa.
Bajingan hanya boleh berbuat dosa.

Sampai detik ini aku masih sebagai seorang bajingan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar